In Indonesia

Di Tahun 2018, Indonesia Mengguncang Dunia

Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia - Bung Karno

"Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia."

Begitu kata Bung Karno.

"Ahh, mana mungkin. Masa cuma butuh 10 pemuda Indonesia untuk mengguncang dunia?" Kata teman saya, pesimis waktu mendengar kalimat dari Bung Karno untuk pertama kalinya. Saya pun tersenyum kecil tanpa bisa berkata apa-apa.

Dalam perjalanan pulang dari sekolah, saya pun bertanya-tanya dalam hati, "Apakah mungkin pemuda Indonesia mengguncang dunia disaat saya belum lama ini ditodong oleh sekolompok preman yang sering nongkrong dekat sekolah?"

Sekolompok preman itu adalah para pemuda Indonesia juga lho.

Saya memang sering jadi korban penodongan waktu zaman sekolah dulu. Mungkin karena kulit saya yang sedikit putih.

Ya, pasti karena kulit saya yang sedikit putih. Sedangkan teman-teman saya yang kulitnya coklat atau hitam, sepertinya aman-aman saja. Mereka tidak pernah ditodong. Disaat inilah saya tahu bahwa kehidupan tidak lagi seindah waktu saya masih balita. Saya mulai mempunyai pemikiran bahwa orang-orang Indonesia suka sekali dengan yang namanya pengelompokan suku, agama, ras dan kepercayaan.

Termasuk keluarga saya sendiri. Termasuk orangtua saya sendiri.

"Jangan main sama si A! Keluarganya dari suku X! Suku X itu terkenal malas!"

"Jangan dekat-dekat sama si B! Agamanya X, beda sama agama kita!"

Begitu kata orangtua saya dulu. Seringkali kita lupa bahwa Indonesia ada karena di dalam Indonesia terdapat 1.340 suku bangsa.

Ketika saya sudah mempunyai anak dan menjadi orangtua, saya sadar akan satu hal yang sangat penting, yang sangat mungkin menjadi jawaban atau solusi atas segala perpecahan yang timbul karena perbedaan suku, agama, ras dan kepercayaan.

Apakah satu hal tersebut?

Olahraga.

Ya, olahraga adalah kata kuncinya.

Kerekatan persaudaraan antar warga negara bisa jelas terlihat dalam berbagai aktivitas dan kegiatan tertentu yang dimulai dari tingkat RT dan RW. Contohnya saja waktu perayaan 17 Agustus dimana para warga RT dan RW di sekitar rumah kita berkumpul untuk mengadakan perlombaan. Ada lomba balap karung, ada lomba makan kerupuk, ada lomba gigit koin, dan yang paling terkenal adalah lomba panjat pinang.

Dan yang paling luar biasa adalah... semua peserta lomba yang kalah pun tertawa gembira!

Tidak ada yang marah-marah. Tidak ada yang berkelahi. Tidak ada perseteruan sama sekali.

Semuanya menikmati kebersamaan. Semuanya menikmati kedamaian.

Saya rindu Indonesia yang seperti ini. Bayangkan kalau kebersamaan ini kita bawa setiap hari, bukan hanya satu tahun sekali saat tanggal 17 Agustus. Bayangkan kalau persatuan ini kita bawa ke pesta olahraga tingkat dunia? Wow!

Olahraga memang memberi banyak keuntungan. Selain membuat tubuh kita menjadi sehat, olahraga juga mampu mempersatukan bangsa Indonesia. Sudah terbukti dengan beragam prestasi dari anak bangsa yang berasal dari berbagai suku, agama dan budaya yang menghasilkan prestasi gemilang di kancah dunia.

Orangtua saya dulu tidak pernah yang namanya ikutan lomba atau kegiatan olahraga apapun. Mereka seakan-akan tertutup dan menutup dunia diluar rumah kami. Mereka tidak percaya terhadap perbedaan. Mereka hanya percaya terhadap orang-orang yang suku, agama, ras dan kepercayaannya sama dengan mereka.

Anehnya, mereka pun sering bertengkar dengan orang-orang yang suku, agama, ras dan kepercayaannya sama dengan mereka. Mereka sering bertengkar dengan kakak-adik kandung sendiri. Bahkan saya bisa merasakan tidak ada damai waktu keluarga besar kami berkumpul semua dalam satu tempat. Lucu kan?

Bagi anda para orangtua; ketahuilah bahwa konsep persatuan dan kesatuan sudah bisa diterapkan sejak dini melalui kegiatan sederhana, salah satunya adalah olahraga. Meskipun terbilang sederhana tetapi di dalam kegiatan olahraga sudah terlihat banyak aspek yang menentukan kualitas persatuan dan kesatuan sebuah bangsa. Jadi lupakan perbedaan. Jangan melihat seseorang dari suku, agama, ataupun ras, namun ajaklah anak-anak anda untuk tetap menghargai perbedaan karena itu akan menjadi modal utama persatuan dan kesatuan bangsa.

Bagi anda para generasi muda; ketahuilah bahwa membela Indonesia tak perlu melihat ras, agama, ataupun suku. Ketahuilah bahwa dengan adanya perbedaan dan keragaman tersebut, justru memperlihatkan betapa kayanya kebudayaan Indonesia dari zaman dahulu sampai sekarang. Justru dengan perbedaan kita bisa menjadi lebih kuat.

Kita ambil contoh dalam bidang olahraga seperti sepakbola, sepak takraw, ataupun ganda bulutangkis dimana setiap atlet sangat membutuhkan perbedaan. Bayangkan kalau dalam satu tim sepakbola semuanya berperan sebagai penyerang? Pasti kalah karena gawangnya tidak ada yang jaga.

Setiap pemain sepakbola memiliki karakter yang berbeda-beda, bahkan berasal dari latar belakang suku dan agama yang berbeda-beda pula. Semua pemain memiliki fungsi masing-masing sehingga mampu memenangkan pertandingan karena mereka bekerjasama untuk mencapai satu tujuan. Pertahanan sebuah tim sepakbola juga memberi bukti bahwa gotong royong mampu memperlihatkan kekokohan pertahanan kita terhadap serangan lawan.

Semangat gotong royong menjadi modal dasar dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan. Semangat inilah yang selalu dipegang teguh oleh para atlet tingkat dunia untuk mengharumkan negara Indonesia.

Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia - Bung Karno
Photo by Robert Collins on Unsplash



Sekarang saya baru mengerti apa arti sesungguhnya dari kalimat Bung Karno, "Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia."

Bukti bahwa Bung Karno percaya dari dulu bahwa pemuda adalah harta yang paling berharga yang bisa dimiliki oleh sebuah negara. Bukti bahwa Bung Karno percaya dari dulu bahwa para pemuda Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk mengguncang dunia di kancah internasional. Bukan hanya di bidang olahraga, tapi di semua bidang, sektor pembangunan, jenis pekerjaan dan lapisan usaha yang ada.

Sebut saja Rio Haryanto, seorang pemuda yang berhasil menjadi pembalap mobil Formula One pertama di Indonesia saat usianya baru 23 tahun. Dunia balap internasional terbelalak seolah tidak percaya ternyata ada anak bangsa Indonesia yang berhasil menembus balapan mobil paling bergengsi di dunia. Saya sangat yakin Rio-Rio berikutnya akan lahir di masa depan.

Di dunia musik, Sandhy Sondoro berhasil mendapatkan penghargaan Internasional Contest of Young Pop Singer di Latvia pada tahun 2009. Kala itu usianya baru 28 tahun.

Dalam dunia bisnis, Indonesia juga memiliki anak-anak muda yang mengundang decak kagum pebisnis dunia. Ada Nadiem Makarim, ada Achmad Zaky, dan ratusan CEO muda yang bisnisnya kebanjiran dana investasi hingga Triliunan Rupiah.

Sebagai tonggak bangsa di masa depan kita tidak boleh tinggal diam. Mengingat perjuangan para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia seharusnya membuat kita para pemuda semakin bersemangat untuk membela negara kita dengan cara berprestasi di berbagai aspek kehidupan.

Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018 pada tanggal 18 Agustus s/d 2 September 2018. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Asian Games akan diadakan di dua kota sekaligus yaitu di Jakarta dan Palembang.

Selama Asian Games berlangsung, dari pertama kali pada tahun 1951 sampai dengan event yang terakhir pada tahun 2014, Indonesia berhasil meraih total medali sebanyak 358 medali (60 medali emas, 95 medali perak dan 203 medali perunggu). Ini adalah hasil kerja keras para pemuda Indonesia dibawah naungan para pelatih atlet yang tidak mengenal lelah serta didukung penuh oleh pemerintah.

Perolehan Medali Total Indonesia dalam Asian Games

Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/All-time_Asian_Games_medal_table



Presiden kita, Bapak Joko Widodo, pernah berkata, "Dengan berpegang pada Pancasila, dengan menjunjung semangat Bhineka Tunggal Ika, kita akan tetap bersatu. Dan, dengan bersatu kita akan maju bersama, akan sejahtera bersama untuk menyongsong masa depan bangsa yang maju lagi." — (Hari Sabtu, tanggal 22 April 2017 dalam acara Dharmasanti Nasional perayaan hari raya Nyepi tahun baru Saka 1939 di GOR Ahmad Yani Mabes Polri)

Ayo kita buat Indonesia semakin disegani di mata dunia internasional. Mari kita dukung Maria Natalia Londa, peraih medali emas pada Asian Games 2014, dan kawan-kawan seperjuangan untuk mengingatkan kepada dunia arti Bhinneka Tunggal Ika yang sesungguhnya.

Pada tahun 2018, Indonesia akan mengguncang dunia seperti yang Bung Karno cita-citakan.

Related Articles

0 comments:

Posting Komentar